Wednesday, September 15, 2010

MELIHAT PERJUANGAN PRESIDIUM KABUPATEN TANA TIDUNG

Mencuatnya nama sebuah kabupaten baru yaitu Kabupaten Tana Tidung, adalah hasil dari sebuah deklarasi yang dilakukan sejumlah tokoh masyarakat dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan.

Deklarasi yang sekaligus pembentukan presidium untuk memperjuangkan KTT, waktu itu dilaksanakan pada tanggal 28 November 2002 lalu, di Kayan Restoran Hotel Tarakan Plaza. Acara yang dihadiri sekitar 148 tokoh dari berbagai etnis masyarakat Kalimantan Utara itu, berlangsung dengan nuansa budaya yang sangat kental. Mulai dari pantun dalam bahasa Tidung, hingga tarian dan pakaian adat, mewarnai malam pendeklarasian KTT itu.

Tak ketinggalan, sejumlah pejabat pemerintahan dan muspida se Utara turut hadir dalam acara yang tema utamanya adalah mendeklarasikan keinginan masyarakat untuk membentuk sebuah kabupaten baru yang dinamai Kabupaten Tana Tidung.

Meski pendeklarasiannya berlangsung mulus, namun perjuangan presidium yang disepakati malam tanggal 28 November 2002 untuk memperjuangkan kabupaten ini, bukan tanpa hambatan. Berbagai argumen-argumen bernada kontra muncul ketika KTT mulai diwacanakan.

Bahkan berbagai istilah miringpun mulai mewarnai wacana ini.

Saat itu, semua orang memang belum dapat memprediksikan, bagaimana kelanjutan perjuangan KTT ini.

Meski begitu, perjuangan semua anggota presidium ini untuk menggemakan KTT, nampak tak pernah surut. Dengan hanya personel yang kerap muncul dimedia massa, perjuangan KTT inipun terus dijalankan. Awalnya, perjuangan KTT ini masih nampak cukup solid. Para anggota presidium yang ada tetap melakukan berbagai upaya untuk menyosialisasikan rencana ini.

Presidium KTT, melakukan upaya keras untuk menyosialisasikan dan menyakinkan rencana pembentukan KTT ini kepada DPRD Nunukan dan Bulungan saat itu. Mungkin karena KTT saat itu dianggap sebuah cita-cita yang muluk-muluk, sehingga ada saja pihak-pihak tertentu yang tidak antusias menerima wacana ini. Bahkan dalam suatu kesempatan, tim yang akan melakukan sosialisasi, hanya berhadapan dengan beberapa orang pejabat saja. Meski begitu, presidium KTT, tetap melanjutkan upaya yang dirintis ini.

Untungnya, meski KTT saat itu belum mendapat dukungan dana dari sponsor khusus, namun dengan tekad para deklarator, akhirnya presidium berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 200 juta untuk mulai memperjuangkan KTT kala itu.

“Waktu itu, dari dana urunan semua tokoh yang mendukung KTT ini, kami berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 200 juta,” ungkap salah seorang pengurus presidium.

Dana itu, kemudian dikelola oleh presidium sebagai dana untuk melakukan sosialisasi ke dua pemerintah daerah, hingga melakukan sosialisasi dan menumbuhkan keyakinan masyarakat di daerah yang akan dibentuk tersebut.

Sumber: http://id.wikipedia.org

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons