Sunday, September 19, 2010

TSANIA MARWA, SPESIALIS ANTAGONIS

POETRA KELUBIR - Hari ini adalah episode terakhir Film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) Spesial Ramadhan. Pastinya aku gak melewatkan episode terakhir ini. Sebenarnya, selain pengen ngikutin jalan ceritanya, aku juga pengen ngeliat artis idolaku, Aprilia (Tsania Marwa). Aku suka banget perannya dalam film KCB. Biasanya dia berperan antagonis, tapi kali ini beda banget. Setelah film KCB selesai, mulailah aku berselancar di dunia maya untuk mencari informasi tentang Tsania Marwa. Inilah informasi yang aku dapat dari beberapa situs di dunia maya.

Tsania Marwa (lahir 5 April 1991; umur 19 tahun) adalah model dan pemeran Indonesia. Ia memulai karir dengan menjadi finalis pada pemilihan GADIS Sampul tahun 2005, yang kemudian dilanjutkan dengan bermain dalam sinetron.

Film
- Lawang Sewu (2007)

Sinetron
- Alisha
- Dongeng
- Cinta Kirana
- Karissa
- Doa dan Karunia

Tsania Marwa awalnya tidak berniat untuk terjun ke dunia akting karena ingin fokus pada sekolahnya. Sekarang gadis yang masih SMA ini mulai ketagihan berakting. Ia pun ketagihan peran antagonis. Tsania berani ambil resiko bila masyarakat menilai peran antagonisnya tersebut melekat pada dirinya nanti. “Nggak apa-apa kalau suatu saat nanti aku dilempar orang karena peranku di setiap sinetron selalu bikin kesal orang,” kata Marwa Tsania pada infotainment.

Ternyata tidak hanya faktor itu saja yang membuat Tsania membulatkan niatnya untuk terus beperan antagonis. Sang sutradaralah yang menyarankan Tsania untuk selalu ambil peran seperti itu. “Abis mukaku juga udah kelihatan nyebelin sih. Banyak yang bilang aku jutek,” kata Tsania sambil tertawa.
Sumber Bacaan: http://m.inilah.com


SAAT menyambangi redaksi Bintang, Marwa Tsania sama sekali tidak nampak seperti karakter antagonis Cilia di sinetron Doa dan Karunia (DDK). Dengan wajah tanpa pulasan makeup, gadis berusia 19 tahun ini terlihat manis dan menyenangkan.

Jadi, sifat jutek dan menyebalkannya Marwa di DDK memang betulan akting semata peraih runner-up Gadis Sampul 2005 ini. Di luar peran yang dimainkannya Marwa seorang yang seru, supel, rendah hati, dan profesional di usianya yang terbilang muda. Satu hal yang mengesankan kemandirian dan profesionalisme. “Bekal semasa karantina Gadis Sampul sepertinya yang membuat aku seperti ini. Dulu kami dibekali basic attitude,” tutur Marwa.

Prinsip yang kemudian berimbas baik untuk perkembangan kariernya di dunia hiburan. Hingga empat tahun, perjalanan kariernya, tercatat dia bermain di sekitar 3 sinetron stripping, beberapa produksi Cookies dan FTV serta tayangan sinetron weekly, dan satu produksi layar lebar. Terbilang banyak untuk artis yang tidak ngoyo mengejar karier.

“Aku melakukan ini (akting) karena hobi. Karena aku memang senang melakukannya. Bukan untuk mengejar materi,” ucap Marwa. “Alhamdulillah, semua kebutuhan masih bisa dipenuhi orangtua,” imbuhnya.

Tidak berarti dalam berakting Marwa sekadar iseng dan main-main. Pengalaman pertamanya berakting sekitar tahun 2006 meninggalkan kesan mendalam sehingga membuatnya jatuh cinta pada akting. Ketika itu Marwa bermain di Cookies, sebuah miniseri. Anak kedua dari empat bersaudari ini langsung mendapat peran utama.

Kadung cinta pada akting, Marwa jadi tidak neko-neko dalam menerima tawaran main. Pun ketika mahasiswi tingkat 1 psikologi Universitas Tarumanegara ini ditawari peran antagonis di produksi stripping pertamanya Cinta Kirana, yang memasang artis Nia Ramadhani dan Randy Pangalila sebagai pasangan pemeran utama. Marwa menerimanya sebagai tantangan, sementara di luar sana lebih banyak yang menghindarinya.

Sinetron stripping Marwa selanjutnya seperti Karissa dan terakhir Doa dan Karunia menaruhnya lagi-lagi di peran antagonis.
“Aku tidak sedih. Malah enjoy. Aku percaya setiap pemain itu mempunyai karakter khas masing-masing. Kalau misal aku ngotot bermain protagonis pun, belum tentu bisa menjalaninya sebaik aku memainkan antagonis,” kata Marwa.

Melengkapi keseriusannya itu Marwa tidak tanggung-tanggung dalam penyediaan “aksesori” peran antagonis ,dari mulai pakaian hingga makeup dan model rambut. Paling pol-polan dilakukan Marwa untuk peran antagonis Cilia di DDK.

Dia menyiapkan sendiri pakaian yang mesti dikenakan, merias wajahnya sendiri hingga mendapatkan karakter antagonis yang diinginkan, sekaligus mengubah tatanan rambutnya yang panjang menjadi keriting bergelombang lengkap dengan sentuhan cat pewarna rambut. “Aku lakukan untuk memaksimalkan karakter antagonis Cilia,” kata Marwa.

Hasilnya baik. Karakter Cilia mencuri perhatian di antara konsentrasi penggemar Dude-Naysilla hingga dirinya dibenci habis-habisan oleh pemirsa. Bintang menerima surat pembaca yang terbilang banyak berisi kecaman terhadap aksi jahat Marwa sebagai Cilia.

“Semua tergantung pada kita, bagaimana nanti mengembangkannya. Identik dengan peran antagonis bukan hal yang negatif, kok,” sebut Marwa. "Jadi kalaupun nanti namaku betulan diidentikkan dengan spesialis antagonis, semoga menjadi spesialis antagonis yang profesional."

Tidak menunggu lama setelah DDK, satu peran antagonis telah disiapkan lagi untuk Marwa di sinetron yang bahkan belum diketahui judul atau pun waktu penayangannya. “Itu sudah dipesan memang untukku. Yah, tidak apa-apa. Hahaha,” ucapnya dengan berseri-seri.
Sumber Bacaan: http://www.tabloidbintang.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons